PERINGKAT MANUSIA MENCARI HARTA DUNIA

1. Golongan yang sesat. Golongan yang hanya percaya pada kehidupan dunia semata, tidak ada kehidupan yang kedua atau kehidupan hari Akhirat. Kalaupun mereka percaya, yang mereka percayai adalah bahwa kesenangan atau kesusahan kehidupan di dunia ini yang menentukan kesenangan dan kesusahannya di Akhirat. Oleh itu mereka memburu kesenangan dan kekayaan dunia tanpa batas, mereka hanya memikirkan makan, minum dan seks. Mereka tidak akan memikirkan halal dan haram baik dalam mencarinya maupun menggunakannya. Halal dan haram tidak ada dalam kamus hidup mereka. Mereka benar-benar tenggelam dalam memburu dunia semata-mata yaitu makan, minum dan seks. Mereka itu ialah golongan sebagaimana Allah firmankan melalui Al Quran seperti binatang, bahkan lebih sesat lagi iaitu golongan orang kafir.


2. Golongan yang bakhil (kikir). Golongan yang merebut harta dengan tamak tapi masih menjaga tentang halal dan haram, zakat dikeluarkan, masih menjaga perkara-perkara yang asas, namun tidak sanggup membelanjakannya ke jalan Allah Taala. Tapi dibelanjakan ke jalan haram pun tidak juga, sekadar untuk kepentingan sendiri dan suka menyimpan. Itulah golongan muslim yang bakhil.


3. Golongan yang tamak. Golongan yang merebut dunia yang masih menjaga usahanya itu dari yang haram, zakat tetap dikeluarkan, tetapi tidak puas-puas dengan apa yang didapat karena ingin kaya hingga acuh tak acuh melaksanakan amalan yang asas di samping tidak mengorbankan hartanya ke jalan Allah Taala. Ini golongan yang tamak.


4. Golongan yang lalai. Golongan yang dalam memburu harta tetap menjaga amalan yang asas dan usahanya juga halal tapi tidak mengeluarkan zakat dan tidak mengorbankan hartanya di jalan Allah. Itulah golongan muslim yang tertipu atau lalai.


5. Golongan yang bersyukur. Golongan yang bersungguh-sungguh mencari kekayaan tapi dengan tujuan untuk khidmat (melayan). Semua hal dijaga, ibadahnya yang asas dijaga, usahanya halal, zakat dikeluarkan, dikorbankan ke jalan Allah, pemurah kepada fakir miskin. Inilah golongan yang bersyukur dan pemurah tapi hisabnya banyak.


6. Golongan orang soleh. Golongan mencari harta sekadar untuk hidup dan dapat beribadah kepada Allah, tidak mau mencari harta yang banyak takut tidak dapat menunaikan kewajiban dan takut lalai kepada Allah dan mereka pemurah pula, usahanya sangat dijaga dari haram dan syubhat. Itulah golongan orang yang soleh dan pemurah.


7. Golongan pemalas. Golongan yang tidak suka bersusah-susah dengan harta dunia tapi bukan pula karena takut lalai, tidak juga karena takut tidak dapat menunaikan kewajiban. Kalau tidak ada dia minta-minta tapi tidak pula dia mencuri, menipu dan sebagainya. Ibadah tetap dilaksanakannya. Itulah golongan muslim yang pemalas.


8. Golongan siddiqin. Golongan yang tidak ada usaha sama sekali karena menumpukan hidupnya semata-mata untuk ibadah kepada Allah dan tidak pula meminta-minta. Tentang rezekinya diserah bulat-bulat kepada Allah. Bahkan ada kalanya orang memberi pun dia menolaknya. Itulah golongan siddiqin.


9. Golongan fasik. Golongan yang tidak suka bersusah payah mencari rezeki, bila tidak ada dia meminta, menumpukan ibadah tidak juga. Inilah golongan yang fasik yang pemalas.


10. Golongan yang senantiasa lalai. Di dalam pada itu ada golongan yang memburu harta, kalau dapat dia lalai, kalau tidak dapat pun dia lalai.


11. Golongan yang lalai bila kaya. Ada golongan jika dapat menjadi kaya dia lalai tapi jika tidak dapat dia tidak lalai.


12. Golongan yang lalai bila miskin. Ada golongan yang apabila dia tidak dapat dia lalai, bila dapat dia tidak lalai.


13. Golongan yang tidak lalai apabila hidup sederhana. Ada golongan jika dia kaya dia lalai dan kalau miskin pun dia lalai tapi bila pendapatannya sederhana dia tidak lalai.


14. Golongan yang tidak lalai dalam suasana apa sekalipun. Ada golongan di dalam suasana apa dan bagaimana sekalipun dia tetap dapat mengabdikan dirinya kepada Allah dan mereka tetap tidak dilalaikan oleh kehidupan dunia. Golongan itulah yang menjadikan dunia sebagai jembatan ke Akhirat.